ADS

Pencegahan Dan Pengobatan Tuntas Kutu Dan Gurem Pada Burung Lovebird




Kutu pada burung sanggup menjadikan burung kerja tidak maksimal (karena selalu pengin garuk-garuk, hehehe) selain itu juga sanggup menjadikan bulu burung rusak. Sebenarnya banyak tips yang sudah ditulis oleh penghobi burung di banyak sekali media. Di sini saya hanya akan menggaris bawahi dan menekankan perlunya pencegahan, yang naga-naganya kurang diperhatikan.



Di antara penghobi burung ada yang menyarankan digunakan zat non-kimia, ada yang menyarankan pakai obat (kimia) merek tertentu untuk pengobatan. Masalah pengobatan memang perlu dibahas, tetapi pertama-tama yang ingin saya sampaikan yakni bagaimana mencegah semoga burung tidak kutuan, disambung dengan duduk kasus pengobatan.



A. Pencegahan:

Maaf menyela: Dapatkan aplikasi Omkicau.com Gratis... Dapatkan Aplikasi Omkicau untuk Android di Google Play Dapatkan Aplikasi Omkicau untuk iPhone di App Store

1. Pastikan bahwa semua burung yang Anda miliki bebas kutu. Kalau membeli burung baru, pastikan semprot dengan larutan anti-kutu sebelum dicampur/dekatkan dengan burung lain. Terlebih lagi, jangan pribadi dimasukkan ke karamba umum (karamba yang digunakan bareng bergantian dengan burung lainnya di rumah Anda). Kalau memang kutuan, air bekas mandi burung tersebut niscaya meninggalkan telor/kutu yang sanggup menular ke burung lain yang juga dimandikan di karamba tersebut belakangan.

Kalau perlu sediakan karamba khusus burung gres dan yang sanggup dipinjam sahabat ketika sahabat tersebut main ke rumah Anda untuk sekadar ngetrek bareng.



Kalau memang tidak ada atau hanya tersedia satu, maka bersihkan sebersih mungkin dan semprot karamba yang habis digunakan oleh burung teman/burung gres itu dengan obat anti kutu.

2. Sama dengan duduk kasus karamba, juga duduk kasus kerodong. Jangan saling tukar kerodong dengan kerodong “burung asing”. Kalau sanggup kerodong dari teman, pastikan juga dicuci higienis dan diobat anti kutu.

3. Jangan minta voer/kroto/buah dll pribadi dari wadah pakan burung milik teman/orang lain.

Seringkali kita membawa burung dan kebetulan voer-nya tumpah, dan biasanya kita minta barang sedikit ke sahabat dan pribadi diambil-bagi dari wadah pakan burung sahabat kita. Ini juga potensial menjadi media penularan kutu (telor kutu), apalagi kalau wadah voer milik sahabat jarang dicuci/dibersihkan dan hanya main “tiup dan ganti voer”.

Singkat kata, hindari semua benda yang potensial membawa kutu dan telornya dari luar ke burung Anda.

4. Rutin basuh kandang, tiap hari sekali atau sepekan sekali ketika burung Anda dimandikan di karamba. Untuk burung yang non-karamba, ya usahakan sedemikian rupa sehingga selalu higienis dan bebas kutu. Cuci dengan sabun antiseptik atau juga semprot terpola dengan antikutu.

5. Jemur. Penjemuran, selain bermanfaat untuk burung, juga sanggup meminimalisasi pengembangbiakkan jamur dan kutu di luar badan burung.

6. Hindari kondisi lembab untuk lingkungan burung. Dalam hal sangkar misalnya, kalau dalam kondisi lembap jangan pribadi dimasukkan ke rumah. Keringkan, dan kalau perlu Anda punya hairdryer khusus sangkar/ peralatan untuk burung. Hairdryer akan sangat bermafaat kalau kita tidak sempat menunggu keringnya sangkar secara alamiah (sinar matahari) padahal pada ketika yang sama sangkar (dan burungnya) harus segera masuk rumah.

7. Lakukan penyemprotan rutin dengan obat kutu atau antiseptik ke benda-benda yang bekerjasama dengan burung dan juga lantai jemurnya (kalau sering meletakkan burung di lantai) dsb.


B. Pengobatan:

1. Sebelum melaksanakan pengobatan, pastikan burung dalam kondisi sehat secara umum. Jangan melaksanakan pengobatan anti-kutu ketika burung sakit pilek dsb alasannya yakni pada ketika itu daya tahan burung sedang lemah. Dalam kondisi ini, kalau burung diterpa obat anti kutu beliau akan gampang ngedrop alasannya yakni obat tersebut minimal mengandung insektisida jenis tertentu yang sanggup “memabukkan” burung.

2. Memilih obat.

Obat kutu ada dua. Kimiawi dan non-kimiawi.

a. Kimiawi yakni obat-obatan yang dijual secara umum dengan nama/merek yang berbeda-beda. Bentuknya juga macam-macam. Ada yang cair, serbuk juga pasta.

b. Obat yang non-kimiawi ada bermacam-macam, antara lain air rebusan daun sirih, air bekas cucian beras, air rebusan buah jambe (jarang dan sulit ditemukan) dll.

3. Penggunaan

a. Untuk penggunaan obat kimiawi, baca hukum pakai yang tertera dalam kemasan dan ikuti secara disiplin. Jangan bereksperimen untuk menambah atau mengurangi takaran yang ditentukan kecuali Anda sudah mempunyai pengalaman sebelumnya atau pernah menerima warta dari sumber/teman yang sanggup dipercaya dan pernah mengaplikasikannya.

Perhatian: Untuk obat kimiawi, gunakan sebagaimana peruntukannya. Jangan gunakan obat kutu untuk anjing contohnya pada burung. Antikutu untuk binatang besar sangat beda konsentrasi zat beracunnya dibanding untuk burung. Kalaupun Anda akan mengurangi dosisnya dengan cara kira-kira, maka akan berisiko tetap kebanyakan (bisa menjadikan burung kelenger…) atau kurang (bisa menjadikan pengobatan tidak efektif dan juga menciptakan kutu resisten/kebal sehingga semakin sulit dibasmi).

b. Untuk pengobatan secara non-kimiawi:



i. Air daun sirih: rebus 7-10 helai daun sirih dengan air sebanyak 1 liter (4 gelas ukuran normal). Setelah direbus hingga air berwarna hijau gelap (1 liter) diangkat dan didinginkan Air itu sanggup disemprotkan ke burung secara merata dan usahakan benar-benar sanggup masuk hingga ke bulub terdalam. Paling aman, burung dipegang dan dimandikan secara pribadi di tangan sehingga air sirih merata membasahi bulu tanpa banyak mengenai mata burung (kalaupun kena juga nggak apa-apa asal tidak keterpa terus-menerus). Setelah dimandikan air sirih, jangan dibilas dulu hingga sekitar 1-2 jam (agar kutu dan telornya benar-benar “tahu rasa deh” hehehe).

ii. Untuk air bekas cucian beras, gunakan sama dengan cara untuk air rebusan daun sirih. Sebenarnya, air cucian beras tidak bersifat racun tetapi sanggup menembus lapisan lilin pada bulu burung. Artinya, beliau hanya bersifat “merontokkan” /melepaskan “pegangan” telor dan kutu pada bulu burung. Dengan demikian, penggunaan air cucian beras harus dibarengi dengan upaya melepaskan kutu secara manual dari bulu (dengan cara ditekan dan seret bulu burung). Artinya, penggunaan air cucian beras sanggup dikombinasikan dengan penggunaan air sirih sehingga pembasmian kutu benar-benar efektif.

C. Pembasmian benalu burung secara menyeluruh

Sebenarnya yang disebut “kutu” yakni mengacu pada banyak sekali artropoda berukuran kecil hingga sangat kecil (wikipedia.com). Nama ini digunakan untuk sejumlah krustasea air kecil (seperti kutu air), serangga (seperti kutu kepala dan kutu daun), serta — secara salah kaprah — banyak sekali anggota Acarina (tungau dan caplak, yang berkerabat lebih erat dengan laba-laba daripada serangga). Semua disebut “kutu” alasannya yakni ukurannya yang kecil. Dengan demikian, pengertian awam istilah ini tidak mempunyai arti taksonomi.

Dalam arti lebih sempit, kutu yakni serangga yang tidak bersayap dan berukuran kecil, yang dalam bahasa Inggris meliputi flea (kutu yang melompat, ordo Siphonaptera) dan louse (kutu yang lebih suka merayap, kebanyakan ordo Phtiraptera yangn semuanya yakni parasit). Dalam bahasa Indonesia keduanya tidak dibedakan, malah meliputi juga sebagian dari kerabat wereng (ordo Hemiptera) dan beberapa anggota ordo Coleoptera. Untuk menjelaskan, diberi keterangan di belakang kata “kutu”. Para biologiwan berusaha mendayagunakan kata tuma bagi kelompok Phtiraptera, walaupun menyadari terdapat kesulitan dalam penerapannya.

Berkaitan dengan aneka jenis serangga yang gotong royong juga menjadi pengganggu burung, ibarat caplak dan gurem (kremi) sebagai bentuk serangga yang lebih suka merayap dan bersifat parasit, sebaiknya kita menentukan antikutu yang sanggup mengatasi banyak sekali gangguan tersebut.

Saat ini telah diproduksi anti-kutu yang kondusif untuk burung tetapi manjur untuk membasmi bergagai jenis kutu, termasuk juga semut, benalu lain serta jamur (fungi) dan juga sanggup digunakan sebagai antiseptik. Antikutu tersebut yakni FreshAves. Sesuai namanya, FreshAvesditujukan untuk menciptakan burung fresh atau segar alasannya yakni terbebas dari semua jenis serangga pengganggu ibarat kutu burung, caplak, tungau, gurem, semut dan benalu pengganggu lainnya.

FreshAves mengandung permethrine dan piperonyl butoxide. Permethrine dikenal sebagai pestisida yang kondusif yang sudah diujikan untuk penyemprotan nyamuk demam berdarah di banyak sekali wilayah di Indonesia. Berdasar ujicoba tersebut, permethrine terbukti mempunyai kegiatan insektisidal yang sangat tinggi baik untuk lalat, nyamuk, kutu dan insekta pengganggu yang lain, baik terhadap kecepatan kerja maupun imbas residualnya. Dan yang lebih penting lagi, kondusif untuk binatang peliharaan dan manusia.

Sedangkan piperonyl butoxide merupakan sinergis dari permethrine, yakni berfungsi meningkatkan daya racun. Perlu diketahui, (zat) sinergis dalam insektisida sanggup jadi tidak beracun tetapi sanggup meningkatkan daya bunuh terhadap obyek. Contoh sinergis ini, selain piperonyl butoxide yakni sesamin (minyak yang berasal dari biji wijen).

Subscribe to receive free email updates:

ADS