Cucak Kopi |
Ukuran badan termasuk sedang sekitar 29 cm, di atas mata terdapat garis putih mirip alis berwarna putih, paruh panjang melengkung ke bawah mirip burung penghisap madu, tapi sesungguhnya burung ini yaitu pemakan buah-buahan, juga pemakan serangga mirip kumbang, laba-laba, belalang, ulat, kupu-kupu, di habitat hutan dataran rendah, perbukitan hingga ketinggian 1.200 m dpl, terutama pada hutan yang banyak mempunyai semak belukar dan hutan bambu. Pada potongan punggung, sayap dan ekor berwarna coklat. Pada dagu, dada dan perut potongan atas berwarna putih.
Sering terlihat sendirian pada ketika berkeliaran mencari makan di atas permukaan tanah, kadang sanggup terlihat berdekatan dengan burung lain mirip Poksay.
Burung Cucak Kopi (Pomatorhinus montanus) terdiri dari beberapa subspecies, yaitu:
- Pomatorhinus montanus occidentalis; Thailand, Malaysia, Sumatra dan Bangka
- Pomatorhinus montanus bornensis; Kalimantan
- Pomatorhinus montanus montanus; Jawa Barat dan Tengah
- Pomatorhinus montanus ottolanderi; Jawa Timur dan Bali
Seperti kebanyakan burung pemakan buah, burung Cucak Kopi berkembang biak tidak tergantung musim, mereka sering melaksanakan pembiakan dengan pasangannya. Sarang berbentuk lingkaran besar terbuat dari rumput kering, daun pakis, ranting, sedikit berlumut, pada cabang-ranting pohon atau kadang ditempatkan di dalam semak-semak. Telur 2 hingga 5 butir berwarna putih.
Suara kicauan mungkin sedikit terdengar monoton, tapi tidak mengecewakan lezat dan mengalun merdu. Ada yang menganggap bunyi Cucak Kopi ini agak mirip dengan huruf kicauan burung Poksay. Bagi para penggemar burung kicauan, burung Cucak Kopi mungkin kurang menarik untuk dipelihara sebagai burung kontes atau burung master, tapi burung ini mungkin mempunyai daya tarik tersendiri sebagai suplemen koleksi burung peliharaan di rumah kita.
Gallery
Cucak Kopi by photo ©John Kok pic source: http://avibase.bsc-eoc.org |