Seekor Jalak spesies baru ditemukan oleh dua hebat ornithology di Nepal Timur. Menurut harian The Himalayan Times, seekor burung berbahu putih, Sturnus sinensis, terlihat di antara kumpulan burung Jalak berekor di sebelah timur-laut suaka margasatwa tersebut.
Suchit Basnet, spesialis dari Nepal mengenai pengidentifikasian spesies dan taksonomi, menyetujui dan mengkonfirmasi spesies gres Jalak tersebut.
Menurut Komite Burung Langka Nepal (NRBC), tubuh yang mengabsahkan terlihatnya spesies semacam itu, spesies gres burung tersebut pertama kali terlihat pada 26 September 2010 oleh beberapa hebat Uni Ornithology Nepal, Badri Chaudhary dan Anish Timsina bersama dua penggemar burung di tempat tersebut, Dhiraj Chaudhary dan Krishna Bidari.
Burung jalak yang gres ditemukan tersebut kira-kira seukuran dengan burung Jalak dalam genusnya. Burung tersebut berukuran panjang 17 - 20 centimeter dan berat 61 gram. Paruh dan kaki berwarna hitam. Bagian bawah tubuh berwarna putih dan bab atas tenggorokan abu-abu.
"Burung tersebut terlihat selama empat hari dan perinciannya diamati secara seksama. Satu gambar, kendati berkualitas rendah. Gambar tersebut belakangan dipelajari oleh para ahli," demikian laporan NRBC.
diolah dari Republika dan Antara
Suchit Basnet, spesialis dari Nepal mengenai pengidentifikasian spesies dan taksonomi, menyetujui dan mengkonfirmasi spesies gres Jalak tersebut.
Menurut Komite Burung Langka Nepal (NRBC), tubuh yang mengabsahkan terlihatnya spesies semacam itu, spesies gres burung tersebut pertama kali terlihat pada 26 September 2010 oleh beberapa hebat Uni Ornithology Nepal, Badri Chaudhary dan Anish Timsina bersama dua penggemar burung di tempat tersebut, Dhiraj Chaudhary dan Krishna Bidari.
Burung jalak yang gres ditemukan tersebut kira-kira seukuran dengan burung Jalak dalam genusnya. Burung tersebut berukuran panjang 17 - 20 centimeter dan berat 61 gram. Paruh dan kaki berwarna hitam. Bagian bawah tubuh berwarna putih dan bab atas tenggorokan abu-abu.
"Burung tersebut terlihat selama empat hari dan perinciannya diamati secara seksama. Satu gambar, kendati berkualitas rendah. Gambar tersebut belakangan dipelajari oleh para ahli," demikian laporan NRBC.
diolah dari Republika dan Antara